Monday, September 15, 2008

SMS untuk Sahabat Gue...


Hari itu ada acara buka puasa angkatan, tapi gue sudah merencanakan hal lain untuk hari itu.

Hari itu begitu urusan gue di kampus selesai, gue langsung pulang ke rumah. Gue memang sudah berencana buat nggak datang waktu acara buka puasa itu. Beberapa teman gue membujuk gue buat tetap datang, tapi gue punya alasan sendiri kenapa gue nggak mau datang. Jadi tanpa mengindahkan perkataan mereka, gue tetap pulang dari kampus secepatnya.

Begitu sampai di rumah, hal yang pertama yang gue lakukan adalah ngebuka draft message di HP gue. Di situ ada rangkaian kalimat dalam sebuah SMS yang udah gue persiapkan beberapa hari sebelumnya.


SMS ini untuk seseorang yang (pernah) dekat dengan gue dan paling gue care dari siapapun di dunia ini (setelah keluarga gue tentunya). Seseorang yang paling baik dari semua orang yang pernah gue kenal, hingga gue memiliki keinginan tak tertahankan untuk selalu melakukan sesuatu yang baik buat dia.


Satu-satunya orang yang gue sematkan julukan
"Angel" di namanya...

Seseorang yang selama 1 tahun lebih gue berhubungan sama dia, tidak pernah sekalipun dia menyakiti gue. Justru seringnya gue yang sering terpukau dengan segala kebaikan dia yang terkadang menurut gue berlebihan...


Seseorang sangat penting dan berarti buat gue. Someone that has mark my life...
SAHABAT gue yang tersayang...

SMS itu belum gue kirim karena memang gue rencanakan buat gue kirim pas hari buka puasa itu. Dan orang yang akan gue kirimin SMS itulah yang menjadi alasan gue buat nggak datang saat acara buka puasa angkatan.


SMS itu panjangnya menghabiskan 7 SMS yang disambung. Dan dalam SMS itu gue ungkapkan semua yang gue rasakan. Apa yang menurut gue sudah terjadi, sekaligus permintaan maaf gue atas semua perbuatan dan kelakuan gue yang sudah mengganggu dia. Bagaimana gue nggak mau kalau keegoisan gue pada akhirnya bisa menyakiti dia dan merusak kehidupan dia yang sempurna.


Keadaan memang sudah banyak berubah dan dia sendiri juga sudah berubah. Apalagi banyak orang-orang yang tidak akan pernah mengerti komitmen antara gue dan dia. Dan percuma menjelaskan panjang lebar ke orang-orang itu. Pada akhirnya dialah yang akan paling tersakiti.


Semua ini membuat gue akhirnya memutuskan untuk mengambil sikap... Akan berpisah dengan dia.


Gue sempat merasa agak ragu buat mengirim SMS itu. Karena gue mikir implikasi ke depannya yang jelas nggak akan gue suka... Tapi gue nggak boleh egois! Gue nggak bisa membiarkan dia tersakiti cuma karena gue mengejar keinginan gue sendiri.


Dan akhirnya tombol send SMS di HP gue tertekan... Dan seketika gue sadar... Inilah akhir persahabatan gue sama dia...

No comments: