Tuesday, March 3, 2009

A Little Add-on and Correction for : My Sweet Angel ( part. VIII )


Setelah gue inget-inget lagi... Kayaknya gue membuat satu kesalahan besar dalam seri My Sweet Angel part. VIII (garuk-garuk kepala dengan bodoh...). Dan karena gue males memperbaikinya lagi jadi gue koreksi aja disini sekaligus ditambah dengan sedikit cerita.

Barang atau sesuatu pertama yang dikasih L ke gue bukanlah brownies coklat itu. Itu justru barang nyata kedua yang pernah dikasih L ke gue. Sebelumnya dia udah pernah ngasih gue sesuatu yang lain.

Waktu itu pas lagi masa liburan modul kuliah. L liburan ke Malasyia bareng sama keluarganya (dan jujur aja gue kangen, huhuhu...). Nah, waktu pas udah masuk kuliah lagi, L sms pas gue lagi di rumah baru aja pulang dari kampus. L bilang sebenarnya ada sesuatu yang pingin dia kasih ke gue, tapi karena tadi di kampus cuma ketemu bentaran jadinya dia lupa, jadinya ntar aja pas ketemu lagi dia baru ngasih.

Wah, jelas aja gue penasaran. Si L kira-kira mau ngasih apa ya? Gue nanya dia di sms, tapi L nggak mau bilang. Katanya lihat aja sendiri nanti kalau udah dikasih.

Akhirnya beberapa hari kemudian, si L tiba-tiba manggil gue waktu di ruang kuliah. Di tangannya gue lihat dia megang sesuatu yang langsung dikasihnya ke gue. Pas gue perhatiin di tangan gue, ternyata itu adalah
pin kecil lonjong warna biru yang bergambar menara Petronas warna emas. Pin ini katanya dibeli L waktu dia ke Malasyia sama keluarganya.

Mau tahu perasaan gue saat itu gimana? Well, gue nggak bisa ngasih tahu. Kenapa? Karena gue sendiri nggak akan bisa nemuin kata-kata yang tepat buat menggambarkan gimana senengnya gue waktu itu.

Dan sejak itu pin itu selalu gue pake tiap kali gue pergi ke kampus. Biasanya sih pin itu gue sematkan, kalau nggak di dada baju kiri ya di kerah baju. Beberapa anak yang menyadari hal itu selalu nanyain gue, pin yang gue pake itu sebenernya maksudnya apa sih. Tapi gue nggak pernah jawab untuk menghindari komentar-komentar nggak penting dari mereka, hehehe...

Yang lucunya, si L sendiri nggak nyadar-nyadar kalau gue itu selalu pake pin pemberian dia. Sampai suatu hari akhirnya dia nyadar juga dan dia keliatan agak-agak kaget dengan ekspresi mukanya yang super duper ekstra sangat kawaii...!!!
Apalagi waktu gue bilang kalau ini kan gue pake tiap hari, dia aja yang nggak sadar.

L cuma ketawa aja waktu gue bilang gitu. Tapi dia seneng karena itu artinya gue sangat menghargai pemberian dia...

Well...
When you get something from a person whom you care about and who's really important to you... No matter how small it is, it feels like she has given you the whole world...

Monday, March 2, 2009

My Sweet Angel ( part. VIII )


Sejak jalan pertama itu, gue sama L jadi makin dekat lagi. Kalau ada yang ngelihat inbox HP gue pasti bisa ngerti, soalnya bisa dibilang 99% isinya itu SMS-SMS dari si L (yah, sengaja juga sih... Soalnya kalau yang bukan dari L langsung gue hapus, hehehe... xD). Gue seneng banget, soalnya jalan waktu itu bener-bener bisa dibilang titik balik kedua gue sama dia buat makin dekat, setelah dulu gue pertama kali pulang bareng...

Beberapa waktu setelah itu, kalau nggak salah pas liburan modul, cuma gue nggak pasti juga sih...
L pergi jalan-jalan ke Bandung sama keluarganya. Nah pas udah pulang, dia SMS gue ngasih tau kalau dia lagi santai-santai sambil makan brownies coklat yang katanya enak. Dia emang suka pamer ke gue kalau lagi makan makanan yang dianggapnya enak banget. Bener-bener lucu nan cute itu orang xD

Anyway... Gue sebenarnya bercanda waktu bilang kalau gue juga kepingin brownies yang lagi dimakan sama dia itu, eh ternyata L nanggepinnya serius. Akhirnya dia janji bakalan ngebawain gue beberapa potong brownies coklat pas ntar udah masuk ke kampus. Ya jelas gue nggak nolak dong!
ASYIIIKKKK...!!! Dapat coklat dari Angel... :)

Yang lucunya, waktu di kampus itu dia ngasih brownies ke guenya secara diam-diam. Udah kayak transaksi narkoba aja xD

Jadi gini ceritanya, sehabis kuliah gue seperti biasa langsung ngelihatin ke tempat duduknya si L. Ternyata dia juga lagi ngelihat ke arah gue, jadinya ya pandangan kita berdua saling ketemu. Gue langsung datengin tempat duduknya sambil nyapa. Abis itu dia ngajak gue keluar ruang kuliah. Di luar baru deh dia ngasih gue beberapa potong brownies coklat yang katanya enak itu. Dia minta maaf karena ngasihnya harus di luar ruang kuliah soalnya dia males kalau sampai kelihatan anak-anak terus digoda-godain. Gue jawab nggak apa-apa kok kan yang penting gue tetep dapat makanannya.

Itu adalah pertama kalinya L ngasih sesuatu ke gue dan bener-bener bikin gue seneng banget... Apalagi browniesnya emang bener-bener enak lhoo... Kue manis dari cewek manis :)

Dari sini gue akhirnya tahu kalau L itu selain cat freak, ternyata dia juga bener-bener chocolate freak! Cemilan yang paling dia demenin itu ya coklat dan coklat favoritnya itu adalah Silver Queen Candy Bar sama Cadburry yang bola-bola coklat. Dan udah jelaslah kalau sejak tahu itu, gue jadi pingin ngasih L coklat. Itung-itung emang ngebales pemberiannya dan juga ya sebagai cowok yang emang deket sama dia, gue jadi otomatis pingin ngasih coklat.
Nah kalau yang coklat Silver Queen sih gue emang tahu jadi gampang nyarinya, nah masalahnya yang coklat Cadburry ini gue nggak tahu. Awalnya gue sempet ngasih coklat Cadburry yang salah jenisnya. L tetep bilang terima kasih (ya iyalah ya, secara orangnya baiknya ampun-ampunan), tapi juga bilang kalau coklatnya bukan yang itu. Hari itu juga, malamnya gue langsung pergi ke segala macam toko buat nyari coklat yang bener. Dan akhirnya begitu dapet, besoknya gue langsung ngasih L coklatnya.

Akhirnya sejak hari itu gue jadi sering ngasih dia coklat favoritnya itu. Biasanya sih coklat-coklat itu gue kasih di kampus dengan cara "transaksi narkoba" alias sembunyi-sembunyi! xD

Gue dan L emang sama-sama nggak suka dengan perhatian orang-orang (baca : anak FK) yang pasti bakalan berlebihan kalau tahu gue suka ngasih coklat ke L. Gue sendiri pribadi pernah nanya ke L, dia seneng nggak kalau sering dikasih coklat sama gue. Atau gue udah mengganggu dia. Well, dia sih waktu itu bilang kalau dia seneng-seneng aja karena 2 alasan :
1. Menurut dia nggak ada salahnya seorang cowok ngasih sesuatu ke seorang cewek karena mereka dekat.
2. C,mon! It's a chocolate... How can she resist? xD

Jujur aja, gue nggak pernah punya maksud apa-apa waktu ngasih L coklat. Mungkin orang-orang yang ngedenger ini nggak bakalan percaya, but it's the truth...

Gue ngasih coklat ke L bener-bener karena dorongan keinginan dari dalam diri gue sendiri buat ngasih orang yang penting buat gue sesuatu yang dia suka. Gue nggak pernah mengharapkan balasan dalam bentuk apapun dari L. Seringkali malahan gue ngasih dia coklat itu karena dorongan spontan aja. Pernah suatu waktu gue pergi nganterin nyokap gue belanja dan waktu ngelewatin counter coklat tanpa sadar gue udah masukin coklat Cadburry dan Silver Queen ke dalam trolley belanjaan. Bener-bener udah kayak natural instinct buat gue waktu ngelakuin itu.

Dan kalaupun emang ada yang selalu gue tunggu dari dia wajtu ngasih coklat-coklat itu, maka itu cuma satu hal. Ekspresi wajah dia yang selalu nunjukin campuran rasa senang dan kaget sewaktu nerima coklat dari gue.

That expression... is Priceless...

Sunday, March 1, 2009

Words from My HP Notes...

"You are the only person in this world I ever call AngeL..."

"You are sweetier than the chocolate you ate..."

"Whenever and wherever you need me, I swear I will be there..."

"The only thing I can do now is praying for your happiness..."

"Let me be the shoulder that you can cry on..."

Sunday, January 25, 2009

The Genius Villains Ever

My favourite type of movie is a thriller movie, especially with serial killer on it. The more gory and bloody that movie is, the better...
And to be honest, for the ending... I'd prefer if the bad guy win. Because they are really a masterwork for their art. The Art of Blood. And some of them even a mastermind. Playing with others mind, twisting them, and in the end making an artistic ending for their works.

So let me bring you this... The Genius Villains Ever :

1. Dr. Hannibal Lecter (a.ka. Hannibal the Cannibal)



Rasanya tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan tokoh ini selain
"Jenius". Seorang dokter yang menguasai secara ahli berbagai bidang, seperti kedokteran, sejarah, psikologi/psikiatri, criminal profiling, seni, musik, dan masih banyak lagi. Kesemua itu ditambah dengan skill membunuh yang hebat dan ketenangan luar biasa saat melakukan pembunuhan, membuatnya menjadi serial killer paling berbahaya dan mengerikan yang pernah ada. Setiap dokter dan psikolog yang mencoba untuk menyelami hati dan pikiran orang ini, semuanya berakhir dengan kesimpulan yang sama. Tidak ada hasil yang bisa didapat karena memang hati seorang Hannibal Lecter adalah suatu Kegelapan yang tidak berdasar. Dan hanya ada dua nasib yang dialami oleh para dokter dan psikolog tersebut setelah mencoba memasuki hati seorang Hannibal Lecter, hidup dengan mimpi buruk yang selalu menghantui atau hasil yang lebih sederhana, Kematian.

Lecter pernah menjalani tes poligraf (tes kebohongan) oleh polisi saat dicurigai dalam beberapa kasus pembunuhan dan hasilnya adalah dia dapat pergi dengan bebas, karena hasil tes menunjukkan bahwa dia tidak bersalah, meskipun memang dialah pelakunya. Detak jantung dan denyut nadinya (2 hal yang diperiksa pada tes kebohongan) tidak berbeda dengan orang yang bicara jujur, meskipun semua yang dikatakannya adalah kebohongan. Tampaknya ini bukan hanya karena dia mampu mengendalikan semua itu (meskipun dalam beberapa kesempatan dia sepertinya memang memiliki kemampuan seperti itu), tetapi memang karena untuk Lecter semua perbuatan yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang salah. Sehingga dia sangat tenang dalam menjalani semua tes tersebut. Kegelapan dalam hatinya terlalu dalam untuk dapat diukur oleh tes yang dibuat manusia.

Lecter pernah memasuki rumah seorang agen US Department of Justice saat sang pemilik rumah tidak ada dan berhadapan dengan seekor anjing Doberman besar penjaga rumah. Awalnya anjing tersebut menyalak keras dan siap menerkam Lecter, tetapi hanya dengan satu tatapan tajam dari Lecter, anjing itu langsung mundur dengan lolongan penuh ketakutan dan duduk terdiam.
Lebih jauh lagi, dia juga pernah berhadapan dengan segerombolan babi hutan bertaring panjang dengan berat masing-masing lebih dari 500 pon yang memang disediakan untuk mencabik-cabik tubuhnya dan memangsanya. Hasilnya? Segerombolan babi hutan itu hanya melewatinya dan justru memangsa orang-orang yang menyediakan babi itu untuknya. Bahkan segerombolan makhluk buas seperti itu pun terdeterminasi untuk tidak menyentuhnya.

Salah satu kemampuan Hannibal Lecter yang paling mengerikan sekaligus mengagumkan adalah bagaimana dia mampu mempersuasi orang lain untuk melakukan hal-hal yang bahkan tidak terbayangkan akan mereka lakukan. Tampaknya kemampuannya dalam ilmu psikologi /psikiatri bukan hanya sampai pada tahap memasuki alam pikiran orang lain, tetapi juga mengendalikannya hanya dengan kata-kata. Seorang
Mastermind yang sangat jenius.

Salah satu korbannya yang sekaligus adalah pasiennya sebagai dokter psikiatri rela menguliti kulit wajahnya sendiri dengan pecahan cermin hanya karena Lecter menyuruhnya. Dan Lecter memberikan potongan kulit wajah itu ke anjing sang pasien.
Pernah juga dia hanya membisikkan kata-kata kepada seseorang selama sepanjang malam tanpa melihat wajahnya. Dan orang tersebut keesokan paginya ditemukan telah tewas dengan cara menggigit dan menelan lidahnya sendiri.

Salah satu ciri khas dari Hannibal Lecter adalah kanibalisme. Itulah mengapa dia mendapat julukan
"Hannibal the Cannibal". Para korban Lecter umumnya kehilangan sebagian dari bagian/organ tubuhnya yang dapat dimakan. Lecter kemudian akan memasaknya menjadi berbagai macam masakan restoran kelas satu, entah sebagai konsumsi sendiri ataupun untuk disajikan kepada orang lain. Dan orang-orang yang pernah merasakan masakannya tidak ada yang pernah menyadari hal ini, selain berkomentar bahwa masakannya sangatlah lezat.

Suatu waktu Lecter pernah menyajikan makan malam kepada 3 orang. Dirinya sendiri, seorang agen FBI wanita yang telah tenggelam dalam persuasinya, dan seorang agen pria dari US Department of Justice. Menu utama dalam jamuan makan malam tersebut adalah otak dari sang agen pria yang diirisnya tipis-tipis secara bertahap setelah sebelumnya melakukan kraniotomi pada sang agen pria. Dan yang lebih mengagumkannya lagi, sang agen pria masih dalam keadaan sadar, tetapi delirium, saat pengirisan dan pemasakan otak dilakukan dilakukan secara perlahan. Sang agen baru tewas setelah Lecter menembaknya dengan sebuah
crossbow saat volume otak dalam tempurung kepalanya tinggal sedikit. Setelah itu Lecter menggunakan tempurung kepalanya sebagai tempat sampah untuk sisa makanan.

Di balik semua sifat dan kemampuannya yang mengerikan, tetapi sekali lagi, sekaligus mengagumkan tersebut, Lecter ternyata memiliki cita rasa yang sangat tinggi. Dia sangat menyukai keindahan dan membenci hal-hal jorok ataupun berkelas rendah. Seleranya akan barang-barang berkelas, makanan mahal dari restoran kelas satu, dan kesukaannya pada musik-musik klasik cukup dapat menunjukkan hal tersebut.

Saat seorang agen FBI wanita mencoba mewawancarainya, dia menolaknya mentah-mentah. Tetapi ketika agen FBI tersebut dilemparkan sperma oleh seseorang hingga mengenai wajahnya, Lecter segera bereaksi dengan berteriak memanggil wanita tersebut dan memberikan informasi yang dibutuhkannya. Dan keesokan harinya orang yang melemparkan sperma tersebut ditemukan telah tewas (dia orang yang disebutkan telah menelan lidahnya sendiri hanya oleh kata-kata Lecter). Ini merupakan suatu bentuk permintaan maaf dari Lecter kepada agen FBI tersebut, sekaligus menunjukkan kejijikannya pada hal-hal yang berselera rendah.

Dan satu lagi bukti dari sifatnya ini adalah saat suatu waktu Lecter pergi menonton konser musik dari Baltimore Philharmonic Orchestra. Saat mendengarkan musik itulah dia menyadari bahwa salah seorang pemain
flute dari orkestra tersebut bermain buruk dan merusak keindahan dari keseluruhan orkestra tersebut. Lecter kemudian menemukan bahwa pemain tersebut masuk ke orkestra itu melalui koneksi dan hampir pasti tidak dapat dikeluarkan. Lecter akhirnya membunuhnya dan menyajikan sebagian dari tubuhnya sebagai masakan berkelas tinggi kepada Dewan Orkestra dalam suatu jamuan makan malam di rumahnya. Lecter menyebutnya sebagai "Pelayanan terhadap Masyarakat yang Mengerti Musik".

Seorang inspektur polisi dari Perancis pernah mengatakan bahwa hati dari seorang yang bernama Hannibal Lecter telah mati. Yang tersisa adalah
Monster. Sedangkan seorang agen FBI wanita mengatakan bahwa tidak ada satupun kata yang tepay yang dapat menggambarkan seorang Hannibal Lecter.

Kombinasi yang kompleks antara kejeniusan luar biasa, sifat pembunuh, kanibalisme, dan cita rasa yang tinggi dari seorang Dr. Hannibal Lecter menjadikannya sebagai salah satu pribadi paling mengagumkan yang pernah ada.

Memorable Quote :

"A census taker once tried to test me. I ate his liver with some fava beans and a nice chianti"

"People don't always tell you what they are thinking. They just see to it that you don't advance in life"
"On a similar note I must confess to you, I'm giving very serious thought... to eating your wife"




2. John Kramer (a.k.a Jigsaw)



Tokoh yang satu ini mungkin adalah Masterwork terhebat yang pernah ada.
Kemampuannya untuk dapat memperkirakan pemikiran dan langkah apa yang akan diambil oleh seseorang, sehingga segala sesuatu akan sesuai dengan pemikirannya, sangatlah mengagumkan. Kemampuan ini sekaligus menjadi mengerikan karena dia mempergunakan kemampuan ini untuk membawa orang lain ke dalam suatu permainan. Bukan permainan biasa, melainkan permainan yang taruhannya adalah nyawa. Hidup atau Mati.

John Kramer sebenarnya bukanlah seorang yang memiliki kelebihan khusus, dalam arti hampir tidak memiliki keahlian suatu profesi khusus, kecuali satu, yaitu dalam bidang
engineering, terutama dalam merakit instrumen/alat-alat yang rumit. Dia bahkan adalah seorang pasien kanker stadium lanjut yang sudah tidak memiliki harapan untuk sembuh, sehingga ini membuatnya memiliki keterbatasan fisik. Secara umum dia tidak tampak sebagai seorang jenius, melainkan orang lemah. Tetapi kenyataannya, dia mampu membuat teror yang begitu dalam dan mengerikan kepada orang-orang di sekitarnya.

John sangat membenci orang-orang yang tidak menghargai kehidupannya sendiri ataupun kehidupan orang lain. Karena itu dia membenci para pembunuh, pemerkosa,
drug user, penipu, pelacur, orang yang berselingkuh, dan segala macam pelaku kejahatan lainnya. Dan meskipun bukan pelaku kejahatan, tetapi orang-orang yang pernah berniat untuk bunuh diri, orang yang hidup dalam dendam, dan orang-orang yang menyia-nyiakan hidupnya dengan cara lainnya, juga termasuk ke dalam daftar golongan orang-orang yang dibencinya. Dia merasa bahwa menyia-nyiakan kehidupan yang telah diberikan kepada seseorang, meskipun itu adalah kehidupannya sendiri, adalah sebuah hal yang menjijikkan.

Karena itulah John menghabiskan sisa hidupnya dengan merancang berbagai macam permainan (
game) maut yang diberikannya kepada orang-orang yang telah dia pilih dari golongan-golongan tersebut. Orang yang berhasil lolos dari game maut ini akan merasa diselamatkan dan menjadi lebih menghargai kehidupan, sedangkan orang yang gagal akan menghadapi konsekuensi terberat. Kematian. John menyebut ini sebagai "Rehabilitasi Instan".

Berikut adalah beberapa contoh
game yang pernah diciptakan oleh seorang John Kramer :

1. Reverse Bear Trap/Jaw Splitter

Seorang
drug user dipasangi sebuah instrumen pada kedua rahangnya. Instrumen ini bekerja seperti jebakan beruang yang bekerja dengan membuka dengan arah sebaliknya. Dalam waktu 60 detik, orang itu harus mencari kunci untuk membuka instrumen tersebut yang berada di dalam usus seseorang yang terbaring di ujung ruangan dan dikatakan telah mati. Bila dia terlambat, maka instrumen itu akan bekerja dan merobek rahangnya ke atas dan ke bawah.

2. Venus Fly-trap/Death Mask


Seorang informan yang hidup dari menjual rahasia-rahasia pribadi orang dipasangi sebuah instrumen pada lehernya. Instrumen ini berbentuk sebuah topeng besi yang membuka di depan dan di belakang dan di dalamnya terdapat banyak paku-paku berkarat. Dalam waktu 60 detik dia harus menemukan kunci untuk membuka instrumen itu. Bila terlambat topeng yang penuh paku itu akan menutup dengan keras. Kunci tersebut berada di balik mata kiri sang informan yang ditanamkan di sana melalui operasi beberapa jam sebelumnya. Dengan kata lain, dia harus mencongkel mata kirinya dengan pisau yang telah disediakan untuk mengambil kunci itu.
Dia harus mengorbankan indera yang digunakannya untuk melihat rahasia-rahasia pribadi seseorang agar tetap bisa hidup.

3. Needle Pit

Seorang drug user telah menghirup racun saraf yang akan membunuhnya dalam waktu tertentu. Untuk mendapatkan antidote-nya dia harus mencarinya di antara 12.000 jarum suntik bekas yang ditimbun ke dalam suatu lubang besar di lantai dalam keadaan terbuka. Hanya ada 1 jarum suntik di dalam lubang itu yang berisi antidote.

4. Wire-cage Trap/Razor Wire Trap

Seorang pria kelas menengah yang sebenarnya tidak kekurangan apapun, tetapi mencoba untuk menyayat pergelangan tangannya, sekarang harus membuktikan bahwa apakah dia benar-benar ingin mati atau hanya ingin menarik perhatian dengan perbuatannya itu. Dia diletakkan di sebuah sangkar besi penuh dengan kawat berduri. Dalam waktu 2 jam pintu di ruangan tempat sangkar besi itu akan terkunci dan mengurungnya untuk selamanya. Agar dapat keluar, dia harus melewati sangkar yang penuh kawat berduri itu, tidak bisa mundur ke belakang. Keironisan dari game ini adalah bila pria ini memang ingin mati, maka dia hanya perlu tetap diam di tempat hingga pintu terkunci, tetapi bila dia ingin tetap hidup, maka dia harus menyayat dirinya sekali lagi dengan kumpulan kawat berduri itu.

Beberapa game di atas hanyalah sebagian kecil dari banyak karya-karya besar yang telah dibuat oleh John. Kebanyakan dari game itu hanyalah potongan pertama dari plot yang lebih besar lagi.

Satu hal yang unik dari diri seorang John Kramer adalah secara teknis dia bukanlah seorang pembunuh. Dia hanya menempatkan orang-orang ke dalam suatu pilihan apakah mereka bersedia berkorban untuk hidup yang telah mereka sia-siakan dan hidup dengan lebih menghargainya, ataukah mereka memilih untuk mati. Mereka yang telah bersalah akan dipaksa untuk menghadapi tanggung jawab dari segala kesalahannya.
Ini menjadi semacam ujian sekaligus pelajaran dari John untuk mereka. Dan kenyataannya, banyak orang yang gagal dalam menjalani game tersebut dan akhirnya berakhir dalam kematian. Dengan kata lain, secara teknis mereka membunuh dirinya sendiri.

Dari setiap orang yang tewas karena gagal dalam menjalani game darinya, John selalu mengambil potongan kecil dari tubuh orang-orang tersebut dalam bentuk potongan Jigsaw Puzzle. John mengartikan ini sebagai simbol bahwa orang-orang tersebut telah kehilangan sebagian kecil dari dirinya yang membuat mereka menyia-nyiakan hidupnya. Hal inilah yang membuat John dijuluki sebagai "Jigsaw".

Satu hal yang lebih mengerikan sekaligus mengagumkan tentang diri seorang John Kramer adalah, karena dia tahu bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, dia telah menyiapkan semacam "warisan" kepada dunia apabila dia pada akhirnya meninggal. Dia meninggalkan para murid (
apprentice) yang akan terus menjalankan pekerjaan dan obsesinya setelah dia tiada. Para apprentice ini dipilih oleh John dari orang-orang yang berhasil "lulus" dan selamat dari game yang diciptakannya. Dan para apprentice ini memang menyebut John sebagai orang yang telah membuat mereka merasa hidup mereka memiliki arti lagi. Dengan kata lain John Kramer telah menyelamatkan hidup mereka yang sebelumnya disia-siakan. Dan itu membuat mereka merasa harus meneruskan pekerjaan seorang John Kramer.

Kehebatan seorang John Kramer dalam menciptakan berbagai game maut sebagai ujian yang dapat mengubah kehidupan seseorang untuk selamanya dan bagaimana dia dapat membuat orang-orang yang selamat dari game-nya justru merasa berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan hidup mereka, membuatnya layak untuk menyandang gelar "Jenius".



Memorable Quote :
"I want to play a game"
"Those who don't appreciate life, do not deserve life"
"How much blood will you shed to stay alive?"

3. The Joker



Dengan ekspresi wajah yang selalu tertawa dan keceriaan mengerikan yang ditunjukkannya saat melakukan segala kekejaman dari tangannya, tampaknya hanya ada satu kata yang dapat menggambarkan tokoh yang satu ini. Psikopat.

Joker memandang kejahatan dan pembunuhan sebagai sesuatu yang menyenangkan hatinya. Dia tidak pernah memiliki alasan jelas dalam setiap kejahatan yang diperbuatnya. Dia tidak mengejar uang, kekuasaan, dendam, ataupun yang lainnya. Suatu waktu Joker pernah merampok sebuah bank di pusat kota, menguras habis seluruh isi lemari besinya, dan pada akhirnya membakar seluruh uang yang didapatkannya. Joker memang tidak melakukannya demi uang, tetapi semata-mata demi memuaskan kesenangannya dalam melihat kekacauan.

Bila memang ada sesuatu yang dijadikan tujuannya dalam melakukan kejahatan, maka itu hanyalah satu hal. Anarki.

Joker adalah seorang pengidap skizofren. Ini membuatnya merasa bahwa segala apapun yang diperbuatnya adalah sesuatu yang benar. Seorang hero pernah mengatakan bahwa Joker selalu menemukan logika dan alasan untuk semua kejahatan yang diperbuatnya, meskipun semua itu hanya masuk akal untuk dirinya sendiri. Keadaan inilah yang membuat pembunuhan bagi Joker tidak berarti apa-apa.

Joker sama sekali tidak menghargai kehidupan. Dia dapat dengan mudahnya membunuh orang lain hanya karena alasan sepele. Bahkan seringkali dia membunuh sama sekali tanpa alasan apapun, hanya karena dia tiba-tiba menginginkannya saja. Ketidakpedulian Joker terhadap arti sebuah nyawa juga berlaku untuk dirinya sendiri. Ini membuatnya sama sekali tidak takut pada kematian. Akibatnya tidak ada satupun orang yang dapat mengancamnya baik secara fisik, maupun mental.

Yang lebih mengerikan lagi adalah Joker sama sekali tidak mempedulikan siapa saja yang jadi korban keinginan membunuhnya. Suatu kali Joker pernah menaruh bom berisi gas saraf mematikan di sebuah TK yang dipenuhi oleh anak-anak. Di lain waktu dia pernah meledakkan satu rumah sakit. Dan lebih jauh lagi, dia pernah menjatuhkan bayi dari seorang ibu ke lantai semen. Bayi itu selamat karena berhasil ditangkap oleh sang ibu, tetapi sang ibu sendiri tewas karena ditembak oleh Joker.

Bahkan di beberapa kesempatan, dia sama sekali tidak merasa bersalah membunuh para anak buahnya sendiri. Seringkali tanpa alasan sedikitpun. Tetapi hebatnya, Joker tidak pernah menemui kesulitan dalam merekrut para anak buah yang rela melakukan apa saja demi dirinya. Ini membuktikan bahwa dia juga memiliki kemampuan untuk mempersuasi orang lain.

Meskipun begitu, ada satu hal yang sangat disenangi Joker, lebih daripada berbuat kejahatan ataupun membunuh. Dia sangat senang menyiksa orang lain, tidak untuk membuatnya tewas, tetapi untuk membuatnya menjadi sama gilanya dengan dirinya. Joker selalu ingin membuktikan prinsipnya bahwa orang sebaik dan selurus apapun dapat menjadi gila setelah melalui "one really bad day".

Salah satu hasil yang mengagumkan dari "hobi"-nya ini adalah Joker mampu membuat seorang jaksa wilayah yang sebelumnya merupakan salah satu orang paling jujur dan paling lurus yang pernah ada, menjadi gila. Dia membunuh kekasih jaksa wilayah tersebut, menyebabkan separuh wajahnya menderita luka bakar berat, dan menyiksanya secara mental di rumah sakit. Akibatnya jaksa wilayah tersebut berakhir menjadi seorang villain psikopat seperti Joker.

Di balik semua kekejaman dan kegilaan di dalam dirinya, Joker juga memiliki kejeniusan yang mengagumkan. Di dalam otaknya tersimpan berbagai rencana-rencana kejahatan besar yang sangat jenius dan mengagumkan. Dia pernah membuat para anak buahnya yang merampok bank untuk saling membunuh dengan memberikan instruksi berbeda kepada masing-masing orang, sehingga akhirnya hanya tinggal dia sendiri yang menyimpan uangnya.

Lebih hebat lagi, entah bagaimana caranya, Joker pernah berhasil menjadi seorang pemimpin di suatu negara kecil dengan militer yang cukup kuat. Dan hasilnya dia membuat negara tersebut berperang dengan negara tetangga yang menyebabkan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya, sedangkan dia sendiri hanya menikmati menontonnya.

Kejeniusannya yang mengagumkan diimbangi oleh kegilaannya yang mengerikan menjadikan Joker sebagai pribadi yang sangat berbahaya. Bahkan para villain yang lain pun enggan (bila tidak bisa dikatakan takut) untuk berurusan dengan Joker. Salah satu villain pernah mengatakan bahwa bila mereka ingin menakut-nakuti antara sesama villain, maka mereka akan menceritakan lelucon tentang Joker.

Kombinasi unik antara kejeniusan dan kegilaan itulah yang membuat Joker menjadi villain terbesar dan terhebat yang pernah ada dalam dunia superhero.



Memorable Quote :
"Why so serious?"
"
I believe whatever doesn't kill you, simply makes you... Stranger"
"Wanna know how I got these scars?"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Well... I have present you three of the genius villains ever... But, this list doesn't stop here. I will give you all more of them in some other time...

"Every human has darkness lies inside their heart..."

Sunday, October 5, 2008

Part of Song that Tells... (part .I)


Just bunch of songs that expresses my feeling toward her now...


Some say that time changes...

Best friends can become strangers
...
But I don't want that, no not for you
...
If you just stay with me we can make it through...

(Say Anything - Good Charlotte)

Here I go again, I promised myself...

I wouldn't think of you today...

It's been seven months and counting...

You've moved on...

I still feel exactly the same...

It's just the that everywhere I go...

All the buildings know your name like...

Photographs and memories of love...

Steel and granite reminders...

The city calls your name and I can't move on...
(The Lover After Me - Savage Garden)


I'm so tired of being here...

Suppressed by all my childish fears...

And if you have to leave, I wish that you would just leave...

Coz your presence still lingers here...

And it won't leave me alone...


These wounds won't seem to heal...

This pain is just too real...

There's just too much that time cannot erase...


I tried so hard to tell myself that your gone...

But though you're still with me, I've been alone all along...
(My Immortal - Evanescence)*

*I've storied about the meaning of this song in previous post

I've been so lost since you've gone...

Why did fate deceive me...

Everything turned out so wrong...

Why did you leave me in silence...
(Forgiven - Within Temptation)


Why do we never know what we've got till it's gone...
How could I carry on...
The day you went away...
Cause I've been missing you so much I had to say...
Been crying since the day
...
The day you went away...
(The Day You Went Away - M2M)

Even God himself and the faith I knew...
Shouldn't hold me back, shouldn't keep me from you...
(Stigmatized - The Calling)

Could it be any harder to say goodbye...
Live without you...

Could it be any harder to watch you go...
To face what's true...

If I only had one more day...


I lie down and blind myself with laughter
...
Well.... A quick fix of hope is what I'm needin'
...
And how I wish that I could turn back the hours
...
But I know I just don't have the power...
(Could it be Any Harder - The Calling)

In a perfect world...
This could never happen
...
In a perfect world
you’d still be here...
And it makes no sense...
I could just pick up the pieces...
But to you
this means nothing...
Nothing at all...


I used to think that I was strong...
Until the day it all went wrong...
I think I need a miracle to make it through...
(Perfect World - Simple Plan)

When we're together, I feel perfect...
When I'm pulled away from you, I fall apart...
All you say is sacred to me...
Your eyes are so black...

I can't look away...
(You - Evanescence)

Friday, October 3, 2008

Darkness...


In darkness there's only nothing...

You don't feel the pain nor the pleasure...

You don't feel the sadness nor the happiness...

You don't feel the sorrow nor the joy...

You feel nothing...


You don't have any anger nor any sane...

You don't have any tears nor any smile...

You don't have any hatred nor any affection...

You have nothing...


You don't hold a hope nor drown in despair...

You don't sense the loneliness nor have someone...

You don't take the fall nor keep standing tall...

You do nothing...


Darkness is a road...

Where you're walking barefeet without knowing whether you touch the ground or not...


Darkness is a time...

When you hold no trust to anything you have believed before...


With emptiness as the air you breathe...

As the shadow under your feet...

As the soul you live with...


Darkness is such a simple thing...

Saturday, September 27, 2008

My Sweet Angel ( part. VII )


Dengan perlahan gue ngikutin L buat masuk ke rumahnya. Begitu masuk, yang pertama gue lihat adalah ibu dan dua adiknya yang cowok lagi di depan TV. Gue langsung salaman sama ibunya L, abis itu duduk di kursi ruang tamu. L sendiri ngilang ke dalam rumah. Gue masih inget waktu itu jantung gue deg-degan banget. Yah, bukan apa, namanya juga bertamu ke rumah cewek dan ketemu sama keluarganya, pasti selalu ada perasaan-perasaan nggak enak plus takut dalam hati gue. Apalagi FYI, L adalah cewek yang paling cepet untuk gue buat masuk ke rumahnya dan ketemu sama keluarganya. Bayangin aja, mantan gue aja baru setelah setahun jadian, baru gue ketemu sama nyokapnya, lha ini cuma dalam beberapa bulan deket sama L udah bisa ketemu sama ibunya. Terang aja gue makin gugup.

Nggak lama kemudian L balik lagi ke ruang tamu sambil ngebawa minuman buat gue. tapi bukan cuma itu, L juga ngebawa seseorang yang ngebuat jantung gue makin deg-degan, kalau nggak mau dibilang udah mau meledak. L nemuin gue bareng sama ayahnya!!!

Oh My God! Jujur aja, bokap seorang cewek adalah satu makhluk yang paling gue takutin buat ketemu. Kayaknya nggak perlu gue jelasin lagilah ya alasannya. Jujur aja gue nggak ngira bakalan ketemu sama ayahnya L. Soalnya gini, gue tahu ayahnya L itu pilot jadi sering terbang dan jarang ada di rumah, makanya gue kira sekarang juga gitu. Ternyata...
(Dan... Masa pertama kali ke rumahnya udah ketemu ayahnya sih?! Are you kidding me?!)

Pokoknya seketika itu juga gue langsung berdiri dan salam ke ayahnya L dengan sesopan mungkin. Wah, gue harus ekstra hati-hati nih. Jangan sampai gue menimbulkan kesan buruk sebagai cowok. Jangan sampai ada hal yang bikin gue nggak disukain sama keluarganya L, terutama ayahnya. Langung deh... Mode super extra jaim ON!!!

Abis itu gue dipersilahkan duduk lagi sama ayahnya L. Kalau sebelumnya gue duduknya agak santai, kali ini gue duduknya langsung tegak dan bersikap sopan banget. Gue ditanya-tanya sama ayahnya L, mulai dari tadi kemana aja, ngapain aja, rumah gue dimana, etc. Yang bikin gue agak-agak bisa bernapas lega, ayahnya L nanya-nanya gue dengan nada ringan dan santai. L juga beberapa kali nimbrungin jawaban buat gue. Tapi ya tetep gue nggak mau lengah, jadinya gue tetep berusaha sesopan mungkin.

Sumpah! Di situ gue jaim banget. Gue ngomong cuma dikit-dikit, kalo ketawa juga cuma ketawa kecil, senyum juga sederhana, badan nggak banyak gerak, pokoknya buat yang kenal gue pasti nggak bakalan ngira deh gue bisa kayak gitu xD.

Akhirnya setelah beberapa lama, ayahnya L ninggalin gue dan L berdua di ruang tamu. Nah, di sini bolehlah gue agak bernapas lega dan bisa bersikap lebih santaian dikit. Gue sama L ngelanjutin ngobrol-ngobrol ringan sambil beberapa kali bercanda dan ketawa. Dan kenapa ya kalau sedang dalam keadaan seneng pasti waktu terasa berjalan lebih cepet? Soalnya nggak terasa jam dinding di rumah L tahu-tahu udah nunjukin jam 1/2 10-an.

Sebenernya sih gue masih pingin ngabisin waktu bareng sama L lebih lama lagi, tapi gue nggak mau ninggalin kesan buruk sama ortu-nya L karena bertamu ke rumah cewek sampai malem banget (apalagi kalau sampai nginep xD). Lagian juga kan ini baru pertama kalinya gue ke rumahnya L, masa udah mau sampai malem banget, nggak enak juga gue. Akhirnya gue bilang sama L kalau gue mau balik sekarang. L langsung manggil ayah-ibunya biar gue bisa pamit sama mereka. Ibunya L sempet bilang terima kasih ke gue karena udah nganterin L pulang, ya gue jawab kalau itu kan udah kewajiban gue, kan nggak mungkin juga L gue tinggal di jalan. Dan gue juga balik ngucapin terima kasih kaena udah diijinin buat jalan sama anaknya yang cantik xD.

L nganterin gue sampai ke mobil gue. Sebelum masuk mobil, gue sempet ngomentarin kalau mukanya L udah kelihatan ngantuk banget. Dia mengiyakan dan bilang kalau abis ini pasti dia langsung tewas di tempat tidur. Setelah sama-sama ketawa, gue akhirnya masuk mobil dan ngucapin selamat malam sekaligus bye-bye. Abis itu gue ngelambain tangan ke L yang terus berdiri depan pagar rumah sampai mobil gue berlalu dari depan rumahnya.

Hahhh... Akhirnya gue nyetir pulang dari rumah L. Selama itu gue senyum-senyum sendiri di dalam mobil. Kesenengan kayaknya. Yah, tolong dimaklumi ya... Secara gue baru aja ngabisin waktu bersama seorang Angel hampir seharian. ^^

Nah, begonya... Mungkin karena kesenengan itu... Gue pulangnya sempet nyasar! Gue nggak tahu gimana, mungkin salah belokan kali ya karena udah malem, pokoknya gue nggak nyampe-nyampe di rumah. Gue sampai muter-muter ke daerah yang seharusnya nggak perlu gue datengin kalo cuma balik dari Bintaro ke rumah gue xD.
Tapi untungnya, setelah nyasar sekitar 1 jam lebih dan ngabisin bensin berliter-liter (ini termasuk untung gak ya?), gue bisa juga berjalan di jalan yang benar. Pokoknya akhirnya gue nyampe juga di rumah sekitar jam 11-an kurang dikit.

Begitu sampai rumah, hal yang pertama gue lakuin adalah gue langsung SMS L buat bilang terima kasih atas malam yang indah ini, sekaligus ngungkapin betapa senangnya gue bisa ngabisin waktu sama dia. Gue juga bilang kalau tadi adalah salah satu saat terindah dalam hidup gue. Nah, gue kirain kan si L udah bobo' tuh, secara tadi kan dia udah ngantuk banget, jadi gue nggak ngarepin SMS balasan. Eh, tahu-tahu HP gue getar, dan ada SMS dari L.

L ngebales dengan bilang kalau dia juga seneng banget malam ini. Dan yang paling bikin dia seneng adalah karena tadi dia bisa bebas ngabisin waktu sama gue. Dia seneng bisa ngobrol, bercanda, ketawa-ketawa, dan ngapain aja bareng gue.

Selama ini kan kalau di kampus gue sama dia jarang bisa ada kesempatan buat ngobrol, apalagi karena selalu ada orang-orang yang bisik-bisik di belakang tiap kali gue sama L keliatan bareng (Damn those people!!!). Dan gue dan L sama-sama nggak suka hal itu. Kita pinginnya bisa berhubungan dengan bebas tanpa perlu mikirin pendapat orang lain. Nah, semua itu kita berdua dapetin malam ini, makanya L ngerasa seneng banget.

Akhirnya gue sama L SMS-an buat beberapa saat. Ternyata alasan dia belum bobo' juga karena tadi tiba-tiba ada film yang dia tonton dulu di TV xD. Dalam SMS, L bilang kalau gue itu termasuk beruntung karena bisa ketemu sama ayahnya, padahal jarang-jarang ayahnya ada di rumah. Gue balesnya bilang, kalau gue emang beruntung sih, tapi tadi itu gue deg-degan banget karena gue nggak nyangka bakalan ketemu sama the whole family of L. Gue juga nanya ke L, gimana tadi pendapat keluarganya tentang gue, terutama dari ortu-nya.

L cuma ketawa ngedenger gue bilang kalau gue deg-degan. Dia juga bilang kalau pendapat keluarganya baik kok. Kata ayahnya, gue kayaknya orangnya baik, sopan, dan kayaknya lucu. Kalau ibunya cuma ngegoda-godain dia doang karena jalan sama cowok. Gantian gue yang ngakak ngedengernya, hehehe... Wah, that means I'm doing pretty good back there...

Akhirnya di akhir SMS, gue sempet cerita kalau gue tadi sempet nyasar selama 1 jam lebih. Si L kaget ngedengernya dan nanya kok bisa gitu. Ya, gue ceritain aja apa adanya kalau mungkin karena udah malam makanya gue salah jalan. Si L abis itu bilang kalau dia udah ngantuk banget dan dia juga nyuruh gue istirahat karena kan udah capek nyetir, apalagi sempet nyasar dulu xD.

Di akhir SMS L sempet ngomong sekali lagi kalau dia berterima kasih atas malam ini dan berharap suatu saat gue sama dia bisa jalan bareng lagi. Wah, tentu saja dong jawaban gue adalah... I'D LOVE TO!!!

Setelah ucapan selamat malam dan met bobo' ke dia, maka berakhirlah hari itu dengan membawa kenangan indah dalam hidup gue...

Wednesday, September 24, 2008

My Sweet Angel ( part. VI )


Sekitar jam 2-an (atau setengah 3?) gue sama L nyampe di PIM. Kita emang janjian mau jalan di sana, soalnya kata L dia paling seneng/nyaman kalau jalan di PIM. Dia paling sering pergi ke Mal itu kalau lagi sama keluarganya, udah kayak Mal-nya dia deh kasarnya. Mungkin karena deket sama rumahnya juga. Di tempat parkir PIM gue yang udah turun dari mobil sama L, sempet balik lagi ke mobil buat ganti sepatu (sebelumnya gue pakai sandal). Si L sempet komentar, ngapain gue ganti segala kan jalannya santai aja. Terus gue bilang kalau prinsip gue itu adalah kalau jalan sama cewek harus rapi, jadi syarat sepatu nggak bisa ditawar, apalagi kalau ceweknya cantik. L cuma geleng-geleng kepala sambil ketawa ngedengernya xD.

Gue sama L langsung menuju ke PIM 21. Sampai di sana antrian di loket penjualan karcisnya udah panjang banget, yah maklum sih namanya juga Malam Minggu. Akhirnya kita mutusin buat pergi makan dulu baru nonton, soalnya L sempet ngeluh kalau dia laper banget. Tapi sebelumnya kita beli tiket filmnya dulu. Gue sama L sempet bingung-bingung mau nonton apa. Nah, gue juga udah belajar kalau mau mutusin sesuatu jangan tanya pendapat L, soalnya dia itu cewek bingungan. Apa-apa pasti bingung. Yang ada malah nggak selesai-selesai masalahnya. Jadinya gue yang kasih saran film-filmnya.


Awalnya gue ajakin dia nonton film horor, tapi si L langsung nolak mentah-mentah dengan gayanya yang super duper cute. Dia merajuk kalau misalnya nontonnya film horor mendingan dia pulang sekarang xD. Dia emang paling nggak demen yang namanya film horor. Katanya rugi, udah bayar mahal-mahal, ujung-ujungnya filmnya malah nggak ketonton soalnya tutup mata terus. Setelah milih-milih lagi, akhirnya kita mutusin buat nonton Hitman yang pemutaran sore. Waktu milih buat tempat duduk di dalam bioskop, sekali lagi L menunjukkan kalau dia jagoan bingung xD. Akhirnya gue yang milih tempat duduk di sebelah kanan deretan agak depan.


Selesai beli tiket, gue sama L langsung keluar dari 21 buat nyari makan. L bilang sekali lagi kalau dia laper banget dengan muka memelas. Gue tanyain ke L emang dia belum makan? Ternyata katanya belum dan dia juga nggak sempet sarapan. Sumpah, seketika langsung gue omelin dia! Masa udah hampir sore gini dia belum makan apapun juga dari pagi?! Nanti kalo sakit gimana?! Apalagi dia itu punya sakit maag.

Ini emang salah satu kebiasaan buruk L yang nggak gue suka. Dia itu kalau nggak di rumah suka males makan! Beberapa kali kalau gue SMS-an sama dia pas dia lagi di kosan, dia ngeluh laper, tapi males nyari makanan. Sampai kadang-kadang harus gue "usir" buat makan dulu. Payah dah tuh anak kalau soal ini...

Anyway... Kita berdua terus muter-muter PIM buat nyari makan. Karena L yang katanya laper banget, makanya gue suruh dia yang milih restorannya. Setelah bingung-bingung seperti biasa, akhirnya kita mutusin buat makan di Bakmie GM, tepat di seberang PIM 21. Mungkin karena Sabtu jadi tempatnya penuh banget, tapi untung kita masih dapat tempat di tengah.

Uhuuyy!!! Gila, hati gue seneng banget! Saking senengnya sampai nggak ada kata yang tepat buat deskripsiin. Yah, gue bisa jalan sama L, dan sekarang makan berdua sambil ngobrol... Sesuatu yang nggak akan pernah gue bayangin bisa terjadi. Dan mungkin karena ini sekarang keadaannya lagi bener-bener hiburan santai, ditambah jarak gue sama L deket banget sambil hadap-hadapan, jadinya perasaan yang gue rasain bener-bener bikin melayang. Semakin lama gue ngabisin waktu sama L sambil ngobrol di restoran itu, semakin gue ngerasa kalau L itu tambah cantik. Tapi ini bukan karena wajahnya karena kalau wajah kan emang udah jelas pasti cantik, tapi nggak akan berubah nambah. Ini gue ngerasa "inner beauty"-nya L yang keluar.

Oh, My God! Sit in front of me... An Angel in disguise...

Oh iya, dan di situ gue baru membuktikan apa yang selama ini cuma gue tau dari SMS aja. L kalau makan emang lama banget! xD Sumpah, ini cewek makannya mungkin lebih lambat dari putri Solo. Sopan dan pelaaaannn banget! Gue udah selesai, dia masih setengah jalan, padahal gue termasuk nggak cepet makannya. Tapi emang sih, gue ngerasanya si L justru pas dengan gaya makan gitu. Namanya juga Angel, jadi ya makannya mencerminkan kemurnian dan kesucian dong, hehehe...

Selesai makan, gue sama L langsung pergi ke 21-nya. Pas kita ke sana pemutaran udah dimulai, tapi belum nyampe filmnya, baru iklan-iklan doang. Sepanjang nonton filmnya, gue sering banget nengok ke arah L, yah cuma pingin liat aja cewek cantik yang ada di sebelah gue. Sekalian memastikan ini gue mimpi apa nggak. Gue sama L beberapa kali ngediskusiin tentang filmnya dan kita sama-sama setuju kalau filmnya ini sebenarnya lumayan, cuma cowok pemeran Agent 47 di sini nggak pas banget, beda ama karakter game-nya (ini enaknya nonton sama cewek gamer, jadi dia ngerti juga).

Sebenarnya waktu di dalam bioskop itu, gue bisa lihat kalau si L agak-agak kedinginan karena AC bioskopnya. Dia sih nggak mau ngaku (L kan
sebisa mungkin nggak pernah mau ngerepotin orang), tapi kelihatan aja. Cuma sayangnya, gue juga nggak bawa jaket atau apa, jadi ya gue nggak bisa apa-apa. Padahal gue pingin banget ngelakuin sesuatu karena nggak tega aja gue ngelihat dia kedinginan gitu.

Oh iya, selain itu juga... Psssttt... Jangan bilang siapa-siapa ya... *tengak-tengok kanan kiri*

Waktu lagi pemutaran filmnya, tangan gue beberapa kali sentuhan sama tangannya L, tapi nggak sengaja lho. Soalnya tangan dia kan emang lagi di pegangan kursi, jadi ya mau nggak mau beberapa kali sentuhan kulit. Sumpah!!! Hati gue berdesir setiap kali itu terjadi! Tangannya L itu lembut dan halus banget! Sampai-sampai gue mikir, ini sebenarnya gue sentuhan sama kulit atau sama awan? (emang awan rasanya gimana ya? ^^)

Setelah selesai nonton, gue sama L terus lanjut ke Gramedia. Secara gue sama dia sama-sama demen sama komik dan novel. Ya, di situ kita jalan-jalan aja sambil liat-liat buku. Sebenarnya sih lebih tepatnya L jalan-jalan dan gue ngikutin kemanapun dia berada ^^. Iyalah, gue nggak mau barang sedetikpun melepaskan saat-saat bersama-sama dia. Di Gramedia gue sempet ketemu sama D, temen cewek yang gue sempet deket sebentar waktu di SMA. Cuma pas itu aja gue sempet kehilangan L selama beberapa menit, hehehe...

Sebenarnya gue sama L sama-sama rencana mau beli buku, tapi karena nggak ada yang bagus, ya udah nggak jadi. Abis itu kita sempet nyeberang ke PIM 21 buat jalan-jalan sebentar sebelum pulang. Eh, pas lagi nyeberang kita ketemu sama tante dan sepupu-sepupu gue. Tante gue senyum-senyum gitu waktu ngelihat gue jalan sama L. Ya, gue sih memperkenalkan L sebagai temen gue, tapi kata tante gue kalau emang lebih dari temen juga nggak apa-apa xD. Gue sama L sih cuma senyum-senyum aja, agak malu juga sih...

Akhirnya, pas hari udah gelap, kita berdua memutuskan buat pulang. Gue jelas nganterin L pulang ke rumahnya dong. Wah, ini pertama kalinya nih gue bisa tahu di mana rumahnya L yang persisnya. Pas jalan ke rumah dia, jalanannya macet banget! Karena Malam Minggu lah ya... Cuma gue sih seneng jalanannya macet gitu karena gue jadi bisa lebih lama bareng sama L ^^. Selama perjalanan L kelihatan udah ngantuk, kecapekan karena abis jalan. Dia sebenarnya udah gue suruh kalau mau tidur aja, tapi dia bilang nggak mau soalnya nggak enak sama gue, masa gue nyetir terus dia enak-enakan tidur dan nggak nemenin. Ya gue sih seneng-seneng aja, kan artinya gue jadi bisa ngobrol-ngobrol terus.

Sesampainya di depan rumah dia, L nawarin gue mau masuk dulu ke rumah atau nggak. Gue pikir-pikir ya udahlah, biar sekalian salam sama nyokapnya aja. Nggak enak juga kalau gue cuma nganterin sampai depan pintu terus pulang gitu aja. Akhirnya gue parkir di depan pager rumahnya dan ikut turun bareng sama L.

Tarik napas dan siapkan batin... Inilah pertama kalinya gue masuk ke rumahnya L...

Monday, September 22, 2008

My Sweet Angel ( part. V )


Ternyata janjian jalan bareng L nggak segampang itu... Janjinya sih emang udah dibuat, tapi harinya itu yang susah buat ditentuin. Kayaknya ada aja yang bikin janji itu selalu nggak terpenuhi, kalau nggak alasannya dari gue, ya giliran dari dia. Paling sering sih biasanya gara-gara antara gue sama dia salah satunya ada acara bareng keluarga. Tapi akhirnya kita berhasil juga janjian buat jalan bareng hari Sabtu (cuma gue lupa tanggalnya).

Gue nggak akan pernah bisa lupa, gimana senengnya gue waktu itu. Bahkan dari hari-hari sebelum jalannya pun kesenangannya udah dimulai. Gue sama L jadi makin sering SMS-an buat ngerencanain soal jalan ini. Gue sendiri pribadi pingin supaya jalan pertama ini jadi perfect.

Cuma lagi-lagi ada sesuatu yang menghalangi....

Suatu hari, entah kenapa L seharian jadi keliatan BT gitu. Dia jadi dingin banget sama gue. Wah, ada salah apa nih gue? Apalagi hari Sabtu yang gue janjian sama dia itu ya hari Sabtu minggu ini. Jujur aja, gue takut kalau semuanya jadi mempengaruhi rencana kita berdua dan akhirnya malah jadi batal jalan.

Akhirnya, waktu di jalan pulang ke rumah (gue nggak bareng dia karena bukan hari Jumat), gue SMS dia dengan bahasa yang formal banget. Di situ gue nanyain dia kenapa, sama sekalian nanyain kepastian rencana jalan yang buat hari Sabtu. Sama gue tambahin kalau dia nggak mau juga nggak apa-apa.

L lalu ngebales SMS gue sambil ngomentarin kok SMS gue formal banget, kayak dia itu orang lain aja. Terus katanya dia emang lagi BT tapi bukan sama gue, jadi dia minta maaf kalau gue juga jadi kena getahnya. Tapi yang bikin gue paling bisa bernapas lega adalah waktu dia bilang kalau dia tetep mau jalan sama gue. Hahhh... Gue bener-bener bersyukur untuk itu.

Akhirnya sampai juga di hari perjanjian itu. L bilang ke gue kalau hari itu dia ada urusan organisasi C dulu. Katanya dia ada seminar sama bagi-bagi flyer soal bahaya AIDS. Karena awalnya dia mau bagi-bagi flyer sama temen-temennya di Plaza Semanggi (Plangi), jadinya ya gue janji bakalan ngejemput dia di sana. Gue sendiri hari itu paginya ada rencana ngumpul dulu sama kelompok skripsi gue di kampus. Rencananya begitu L SMS gue kalau dia udah mau selesai, gue langsung berhenti ngumpul dan langsung meluncur ke Plangi.

Ternyata bahkan di hari-H pun semua dimulai dengan halangan. L ngasih tau kalau dia nggak jadi bagi-bagi flyer di Plangi, tapi jadinya di sekitar kampus aja. Bingung kan kenapa ini jadi halangan, padahal harusnya gue sama dia malah jaraknya jadi lebih deket? Masalahnya acara dia ini jadi ketunda mulainya. Karena mulainya telat, ujung-ujungnya selesainya juga pasti jadi telat, dan itu artinya bisa-bisa nanti udah keburu kesorean, dan malah nggak jadi jalan.

Akhirnya, gue ngumpul sama kelompok riset gue sambil terus nunggu kabar dari dia. Sedikit-sedikit gue lihat HP dengan perasaan yang campur aduk. Hari udah makin siang dan belum ada tanda-tanda kalau dia udah mau selesai. L beberapa kali SMS gue buat minta maaf. Dia bilang, dia juga sebel dan jadi nggak enak sama gue karena udah janji. Gue bales-balesin SMS-nya, bilang kalau nggak apa-apa. Ini semua bukan salah dia dan kalaupun akhirnya hari ini batal ya kan masih ada hari lain.

Sebenernya sih dalam hati gue, yang namanya sebel udah numpuk sampai kayak apa rasanya, tapi ya gue tetep harus kelihatan. Kalau nggak norak banget dan malah bakalan ngebuat L ngerasa bersalah. Gue harus ngejaga perasaan dia.

Tapi akhirnya waktu gue tanya ke L apa kita berdua mau jadi tetep jalan apa nggak, L bilang iya tetep jadi. Dan kalau udah sampai batas waktunya, walaupun acaranya belum selesai, dia bakalan ninggalin acara buat jalan sama gue. Gue sempet bilang kalau dia nggak perlu kayak gitu, soalnya guenya juga nggak enak kalau dia sampai ninggalin tanggung jawab cuma gara-gara jalan sama gue. Gue udah bilang nggak apa-apa. Tapi L bilang, dia udah janji sama gue mau jalan bareng, jadi itu yang bakal dia lakuin.

Wah, agak-agak seneng juga gue ngedengernya... Gue seolah-olah ada di prioritas pertamanya si L...

Akhirnya, di waktu yang udah kita tentuin bareng, gue tinggalin ngumpul kelompok dan ngedatengin dia. Dia lagi ada di depan Perpustakaan bareng sama temen-temennya. Mereka lagi kerja apa gitu, gue nggak ngerti. Dari jarak agak jauh, gue kasih L isyarat, dia langsung ngangguk dan segera bilang ke temen-temennya kalau dia ada acara jadi dia minta izin pulang duluan.

Waktu gue sama L jalan ke mobil gue, gue merhatiin outfit-nya dia. WAOW!!! Kawaaaiii...!!! So damn cute! Dengan baju pink lapis dua sama celana panjang, with soft long hair and clean white skin... Damn! This is not human... I walk with an Angel!!!

Dan selama perjalanan di dalam mobil, gue nggak membuang waktu dengan langsung mengatakan semua yang gue pikirkan itu ke dia. L cuma senyum-senyum aja (agak malu sih kayaknya) sambil bilang kalau gue terlalu berlebihan. Tapi sekali lagi gue tekenin kalau gue serius. Dan L sampai ketawa karena saking semangatnya gue muji dia. ^^

Setelah itu, kita berdua banyak ngobrol, cerita, bercanda, goda-godaan (terutama gue), ketawa-ketawa, everything... Dan jujur aja sulit buat gue buat tetep musatin perhatian ke jalanan di depan waktu nyetir. Because... Second by second... She became cuter and cuter...

Sunday, September 21, 2008

My Sweet Angel ( part. IV )


Lambat laun hubungan gue dan L jadi semakin deket. Kita sama-sama ngerasa cocok dan nyambung dalam banyak hal. For me personally... I feel so warm and comfort everytime I'm around her or even if I'm just thinking of her...

Suatu hari pas kita pulang bareng, L cerita sama gue pas kita lagi duduk sebelahan di dalam bis. Dia ada rencana mau jalan-jalan sama temen-temen SMA-nya dia, sekalian reunian. Dia bilang ke gue kalau dia seneng akhirnya bisa ketemuan lagi sama temen-temennya. Sesampainya kita masing-masing di rumah, L tiba-tiba SMS gue nanyain kalau dia sebaiknya pake baju apa buat ke sana. Gue saranin dia beberapa baju, tapi juga nggak lupa gue tambahin kalau menurut gue L dengan baju apapun tetep terlihat cute kok.

Selama... (berapa? sejam mungkin?) L katanya nyoba beberapa baju. Lepas-makai, lepas-makai... Begitu terus berulang-ulang, sampai akhirnya dia dapat yang dirasanya cocok. Gue SMS dia, gue geli ngelihat cewek kalau mau pergi pasti ribet milih bajunya. Dia cuma bilang, namanya juga cewek xD

Tapi di sini gue mikir... Wah, gimana ya rasanya kalau bisa jalan sama L?
Ngelihat dia pake baju yang bagus, keliatan cute, ngelihat dia nemenin gue pas nyetir, bisa bebas ngobrol berdua, makan bareng, etc...

Cuma ya waktu itu gue cuma kepikiran aja. Beneran deh, gue nggak berharap apa-apa.

Besoknya gue SMS-an sama dia seperti biasa. Dia cerita kalau dia seneng banget kemarin pas reunian karena udah lama nggak ketemu sama temen-temen SMA-nya. Nah, gue kan tahu tuh kalau dia juga punya beberapa temen cowok di SMA, terus gue nanya ke L :

"Lo kalau misalnya diajak jalan sama cowok yang bukan pacar lo, sikap lo gimana?"

L diem sejenak, mikir... Dan akhirnya dia bilang :

"Tergantung juga sih... Kalau misalnya cowok itu udah gue kenal deket, ya gue sih mau aja. Tapi kalau belum kenal banget, gue mau kalau ada cewek-ceweknya juga atau setidaknya orang yang gue kenal. Kalau nggak ya gue nggak mau."

Saat itu gue langsung ngerasa agak-agak down. Ya, gue sih mikirnya, gue emang udah sering ngobrol sama dia, SMS-an juga hampir tiap hari, tapi itu kan bukan berarti L udah percaya sama gue. Bisa aja cuma gue aja yang ke-GR-an.

Ah, ya sudahlah... Lagian gue juga cuma iseng nanya kok. Nggak ada keinginan buat jalan juga. Daripada nanti dia malah ngejauh dari gue, mendingan jangan aneh-aneh.

Begitu yang gue pikirin saat itu...

Akhirnya, pokoknya gue udah nggak mikirin hal itu lagi. Dan gue sama L tetep ngejalanin hari-hari kedeketan kita seperti biasa. Dengan SMS dan obrolan yang makin intens dari hari ke hari.

Suatu hari (suatu hari melulu ya... abis mana inget tanggal persisnya), gue pulang bareng L seperti biasa. Kita ngobrol-ngobrol kayak biasa. Tiba-tiba dia cerita ke gue kalau kemarinnya baru aja abis karaokean sama temen-temennya yang cewek. Gue langsung nanya, emang enak ya karaokean, secara gue belum pernah. Terus gue juga godain L, gue bilang suaranya pasti juga se"cantik" orangnya, suara malaikat. L cuma ketawa aja ngedengernya. Dia juga bilang karaokean itu enak kok. Awalnya emang malu-malu, tapi abis itu akhirnya malah jadi gila sendiri. Lagian yang terpenting bukan nyanyinya, tapi bareng-barengnya itu. Itu kata L.

Tiba-tiba L bilang ke gue kalau kapan-kapan gue harus pergi karaokean bareng sama dia, biar gue bisa nyobain.

Waduh! Jujur aja gue langsung tersentak (meskipun nggak nunjukin). Abis gue ngerasanya kayak ini sebuah ajakan secara nggak langsung buat pergi bareng. Ajakan pergi dari L? Mimpi aja gue nggak berani!

Tapi gue bilang ke dia : "Ya udah... Kapan-kapan yuk, L?"
Dia jawab : "Iya, kapan-kapan ya..."

Tapi tahu nggak apa lucunya? Rencana itu sampai sekarang malah nggak pernah terlaksana. Malah akhirnya gue sama L melakukan rencana yang lain lagi.

Jadi kan L cerita lagi ke gue (ini udah lumayan lama dari waktu janjian karaokean itu), kalau dia baru aja jalan-jalan lagi sama temen-temen SMA-nya. Terus entah gimana, gue juga nggak tahu gue mikir apa waktu itu, tiba-tiba gue spontan bilang :

"Wah, sama gue malah kita belum pernah jalan nih, L. Payah nih!"

Sebenernya sih maksud gue waktu itu setengah bercanda setengah serius. Gue aja ngomongnya sambil ketawa kecil. Mungkin lebih tepatnya gue nyoba mancing dia, tapi tanpa harapan apa-apa. tapi jawaban L bener-bener nggak gue sangka. Dan jawaban itu ngebuat hati gue melambung tinggi...

"Ya, salah sendiri. Lo sih nggak pernah ngajakin gue. Gue sih ayo aja, siapa takut?"

Dan... Itulah kali pertama gue janjian jalan sama L...

My Sweet Angel ( Part. III )


Saat itu adalah akhir dari semester 4. Waktu itu hari pembagian nilai IP buat anak-anak Tk. II di Hall. Gue seperti biasa duduk sama dua sobat gue, A dan An. Dan yang sama sekali nggak gue sangka adalah L bakalan duduk tepat di belakang gue bareng sama Y, salah satu temen ceweknya yang 1 kosan bareng sama dia. Ya udah, gue ngobrol-ngobrol sedikitlah sama dia sambil ngebahas tentang IP. Abis itu Y tiba-tiba nanyain, gue abis ini langsung pulang apa nggak. Ya gue bilang, iya gue langsung pulang naik bis. Dan ternyata Y juga mau langsung pulang dan karena rumah gue emang searah sama Y, ya gue bilang kita bareng aja naik bisnya.

Abis itu gue nanyain ke L, dia juga langsung pulang atau nggak. Dia ngejawab kalau dia juga berencana pulang. Tapi yang nggak gue sangka-sangka adalah kalau di bakalan naik bisa yang sama bareng Y, yang artinya bakalan bareng gue juga!

Gue tanya sama dia, emang rumahnya dimana kok bisa barengan. Ternyata rumahnya itu beda sama daerah gue dan Y, tapi sama-sama naik bis 2 kali buat nyampe rumah. Nah, L itu bakalan bareng sama gue dan Y waktu naik bis yang pertama sampai terminal, abis itu baru misah pas ganti bis yang kedua.

WOW! Mimpi apa gue semalem?! Bisa pulang bareng L (meskipun ada Y juga sih).

Akhirnya kita bertiga naik bis pulang dari kampus dan duduk di bangku yang buat 3 orang penumpang. L di deket jendela, Y di tengah, dan gue di pinggir. Selama perjalanan itu kita ngobrol-ngobrol dan kayaknya nggak perlu gue bilangin lagi gimana senengnya gue bisa duduk sedeket itu sama L sambil ngobrol. Di situ gue juga jadi tau kalau rumahnya L itu ternyata di B, yang berarti nggak begitu jauh sama rumah gue. Paling-paling cuma butuh 1/2 jam.

Kenapa ini jadi momen yang menentukan?

Karena setelah itu gue janjian lagi pulang bareng L buat yang berikutnya. Dan kali ini berdua doang. L bilang dia seneng soalnya dia jadi ada temen buat pulang bareng karena biasanya dia sendirian. Gue juga bilang kalau gue juga seneng karena bisa pulang bareng dia. Apalagi setelah gue tahu kalau dia sebenernya nggak seneng pulang sendiri naik bis, soalnya dia itu punya kebiasaan pasti tidur kalau udah naik bis. Padahal dia kan nggak tahu orang di sebelahnya siapa dan ngapain aja, dan itu kadang-kadang bikin dia takut. Nah, kalau ada temen kan dia jadinya bisa ngobrol dan nggak perlu tidur.

Ngedenger itu, gue spontan langsung bilang ke dia kalau gitu kita pulang bareng terus aja biar gue sekalian bisa ngejagain dia. L ketawa ngedengernya dan mengiyakan, kalau misalnya berikut-berikutnya dia mau pulang ke rumah naik bis lagi, dia bakalan bilang ke gue.

Sepanjang perjalanan gue bener-bener seneng karena gue ngobrol sambil duduk yang bener-bener sebelahan. What a GREAT day!!!

Setelah itu, semuanya jadi berjalan dengan lancar. Gue aja nggak ngira kalau semuanya bakalan jadi semudah itu. Buat gue sih ini suatu miracle...

Sejak itu, gue jadi sering pulang bareng sama L. Biasanya sih pas hari Jumat, soalnya L pulang ke rumah tiap hari itu, sedangkan kalau hari biasa lainnya dia pulang ke kosannya yang deket sama kampus. Gue juga jadi makin akrab sama dia. Di kampus kita berdua emang jarang ngobrol, paling beberapa kali kalau ada kesempatan. Tapi di rumah, gue sama L jadi sering SMS-an. Awalnya sih SMS-SMS pendek dan karena emang ada keperluan, tapi lama-lama jadi kayak ngobrol biasa aja.

SMS-SMS nggak penting, saling goda-godaan, lucu-lucuan, bego-begoan, cerita-cerita, dan masih banyak lagi. Semua itu mengisi hari-hari gue sama L. Dan jadi tiada hari tanpa ada SMS-an antara kita berdua.

Dari obrolan-obrolan gue pas pulang bareng sama pas SMS-an sama L, gue jadi makin tahu tentang diri dia. Dan jujur aja gue jadi malu sendiri pernah punya image buruk tentang dia waktu awal-awal ngelihat. Ternyata gue punya banyak kesamaan dengan L. Kita sama-sama suka sama hal-hal yang berbau Jepang, anime, manga, dorama, lagu-lagu dan musik yang sama, dan yang paling bikin gue surprise tentang L... Dia suka banget game RPG! Oh, C'mon... Berapa banyak sih anak cewek yang suka main game RPG? She's just soooo special!!!

Selain itu cara pandang gue, pikiran-pikiran gue... Banyak yang juga mirip sama L.

Semua kesamaan gue sama L itulah yang mungkin bisa bikin gue sama L makin cepet jadi deket. Entah sejak kapan, kita jadi saling cerita dan curhat-curhatan satu sama lain.

Dan satu lagi yang bikin gue sama L jadi makin deket. L bilang sendiri kalau dia itu consider dirinya sebagai orang yang kalem, lambat, pelan, tenang... Karena itu dia prefer buat deket sama orang yang kebalikannya dia, biar jadi seimbang. Sedangkan gue kan orangnya rame (atau malah gila?), jadinya ya makin paslah...

Saturday, September 20, 2008

My Sweet Angel ( Part. II )


Nggak berlebihan kalau gue bilang, sejak hari pertama gue lihat dia itu, gue seketika langsung tertarik sama L. Ada sesuatu dalam diri dia yang ngebuat gue pingin tau lebih banyak lagi tentang dia. Tapi ada satu hal di pikiran gue yang mencegah gue buat ngelakuin hal itu.

Yah, L itu memang cewek yang cantik. Dan nggak peduli apa pendapat orang... Menurut gue L adalah cewek yang paling cantik, manis, dan lembut di seluruh fakultas. Tapi justru itu yang bikin gue nggak berani kenalan sama dia, meskipun gue pingin banget. Di pikiran gue (dan dari yang selama ini gue lihat di sekitar gue) yang namanya cewek cantik itu biasanya "high class". Sombong ataupun milih-milih orang yang mau dikenal.

Dan kalaupun sifatnya nggak begitu, tapi sebaik-baiknya cewek cantik paling-paling juga dia penganut hedonisme, tipe orang yang nggak bisa ngerasain susah, biasa dilayanin, dan ngegampangin duit. Dan gue paling benci sama cewek kayak gitu.

Jangankan temenan, malah gue mikirnya mana mau cewek kayak L kenalan sama gue. Udahlah, lupain aja...
Gue terlalu segan buat sekedar nyapa sekalipun.

Tapi meskipun nggak bisa kenalan, gue tetep penasaran pingin tahu lebih banyak soal L. Waktu itu iseng-iseng gue coba ngelihat Friendster dia...

My God
!!! Foto profile-nya... Manusia apa Angel nih?! Manis dan cute banget!!! Sampai sekarang gue nggak akan pernah lupa, fotonya dia waktu itu adalah foto L lagi pake kemeja krem kotak-kotak, lagi masukin makanan ke mulut pakai sumpit sambil lihat ke arah kamera. Wajah yang nggak bakal pernah bisa gue lupain.

Dan waktu gue baca profile-nya L di Friendster, gue tambah penasaran karena jujur aja gue surprise waktu di situ gue baca dia suka sama YUI - penyanyi Jepang, dan juga suka sama manga & anime. Waow!!! Lumayan sama nih hobinya sama gue... Tapi tetep aja gue masih segan sama L.

Sampai akhirnya, gue lupa kapanlah, suatu hari gue ketemu dia sama salah satu temennya pas lagi jalan di kampus. Gue nyapa temennya dan bakalan aneh kan kalau gue nggak nyapa dia juga
. Jadi gue nyapa dia untuk pertama kalinya dan dia juga nyapa balik. Sapaan balik dari dia agak kaku, tapi ya wajarlah... Gue yang tadinya nggak pernah ada apa-apa sama dia, tiba-tiba nyapa dia kayak gitu...

Pokoknya itulah interaksi pertama gue sama L.

Sejak hari itu, gue mulai memberanikan diri. Gue jadi selalu nyapa tiap kali ketemu. Dan gue jadi ngelakuin hal-hal yang bikin gue ngerasa geli sendiri kalau dinget-inget lagi sekarang ^^

Gue jadi selalu ngedeketin dia tiap ada praktikum bareng. Kebetulan walaupun gue nggak sekelompok sama dia, tapi kita sama-sama dalam satu grup besar, jadi tiap kali ada praktikum apapun gue pasti barengan sama dia. Banyak hal gue lakuin buat bisa deket-deket sama dia di ruang praktikum. Mulai dari tiba-tiba nanyain soal gimana praktikumnya, coba-coba ngejelasin kalau ada hal yang dia belum jelas, atau ngobrol apalah. Biasanya sih cuma singkat-singkat aja, tapi sering.

Bodo amat! Yang penting gue ada ngobrolnya sama L.

Dari ngobrol-ngobrol singkat selama praktikum itu, gue jadi ngerasa kalau dia ternyata nggak seburuk yang gue bayangin. Malah kebalikannya. Dari isi obrolan kita, cara dia ngomong, cara dia bersikap ke gue... Gue nangkep kalau dia itu ternyata baik, lucu, ramah, sopan, pinter, lembut, dan agak-agak lemot xD

Pokoknya gue menemukan semua yang baik-baik tentang dia...

Dan jujur aja, semua itu bikin gue jadi makin tertarik sama L. Bagusnya, setidaknya gue sekarang udah mulai jadi temennya. Setidaknya, dia udah kenal dan pernah ngobrol sama gue.

Ini pertama kalinya gue nyoba approach ke seorang cewek. Selama ini, dari semua cewek yang gue pernah deket, entah itu sahabat gue waktu SMP/SMA atau mantan-mantan gue dari dulu, gue nggak pernah PDKT. Biasanya dari temen biasa, nantinya akan ngalir gitu aja, dan tiba-tiba udah jadi sahabat deket atau pacar. Ya, walaupun gue juga nggak ngerasa PDKT sama L sih, cuma lebih ke penasaran aja.

Gue selama itu cuma pernah ngobrol-ngobrol singkat aja, sampai akhirnya ada 1 momen yang yang bikin hubungan gue sama dia mulai berubah. Dan gue sama sekali nggak nyangka itu bakalan terjadi...