Sunday, January 25, 2009

The Genius Villains Ever

My favourite type of movie is a thriller movie, especially with serial killer on it. The more gory and bloody that movie is, the better...
And to be honest, for the ending... I'd prefer if the bad guy win. Because they are really a masterwork for their art. The Art of Blood. And some of them even a mastermind. Playing with others mind, twisting them, and in the end making an artistic ending for their works.

So let me bring you this... The Genius Villains Ever :

1. Dr. Hannibal Lecter (a.ka. Hannibal the Cannibal)



Rasanya tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan tokoh ini selain
"Jenius". Seorang dokter yang menguasai secara ahli berbagai bidang, seperti kedokteran, sejarah, psikologi/psikiatri, criminal profiling, seni, musik, dan masih banyak lagi. Kesemua itu ditambah dengan skill membunuh yang hebat dan ketenangan luar biasa saat melakukan pembunuhan, membuatnya menjadi serial killer paling berbahaya dan mengerikan yang pernah ada. Setiap dokter dan psikolog yang mencoba untuk menyelami hati dan pikiran orang ini, semuanya berakhir dengan kesimpulan yang sama. Tidak ada hasil yang bisa didapat karena memang hati seorang Hannibal Lecter adalah suatu Kegelapan yang tidak berdasar. Dan hanya ada dua nasib yang dialami oleh para dokter dan psikolog tersebut setelah mencoba memasuki hati seorang Hannibal Lecter, hidup dengan mimpi buruk yang selalu menghantui atau hasil yang lebih sederhana, Kematian.

Lecter pernah menjalani tes poligraf (tes kebohongan) oleh polisi saat dicurigai dalam beberapa kasus pembunuhan dan hasilnya adalah dia dapat pergi dengan bebas, karena hasil tes menunjukkan bahwa dia tidak bersalah, meskipun memang dialah pelakunya. Detak jantung dan denyut nadinya (2 hal yang diperiksa pada tes kebohongan) tidak berbeda dengan orang yang bicara jujur, meskipun semua yang dikatakannya adalah kebohongan. Tampaknya ini bukan hanya karena dia mampu mengendalikan semua itu (meskipun dalam beberapa kesempatan dia sepertinya memang memiliki kemampuan seperti itu), tetapi memang karena untuk Lecter semua perbuatan yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang salah. Sehingga dia sangat tenang dalam menjalani semua tes tersebut. Kegelapan dalam hatinya terlalu dalam untuk dapat diukur oleh tes yang dibuat manusia.

Lecter pernah memasuki rumah seorang agen US Department of Justice saat sang pemilik rumah tidak ada dan berhadapan dengan seekor anjing Doberman besar penjaga rumah. Awalnya anjing tersebut menyalak keras dan siap menerkam Lecter, tetapi hanya dengan satu tatapan tajam dari Lecter, anjing itu langsung mundur dengan lolongan penuh ketakutan dan duduk terdiam.
Lebih jauh lagi, dia juga pernah berhadapan dengan segerombolan babi hutan bertaring panjang dengan berat masing-masing lebih dari 500 pon yang memang disediakan untuk mencabik-cabik tubuhnya dan memangsanya. Hasilnya? Segerombolan babi hutan itu hanya melewatinya dan justru memangsa orang-orang yang menyediakan babi itu untuknya. Bahkan segerombolan makhluk buas seperti itu pun terdeterminasi untuk tidak menyentuhnya.

Salah satu kemampuan Hannibal Lecter yang paling mengerikan sekaligus mengagumkan adalah bagaimana dia mampu mempersuasi orang lain untuk melakukan hal-hal yang bahkan tidak terbayangkan akan mereka lakukan. Tampaknya kemampuannya dalam ilmu psikologi /psikiatri bukan hanya sampai pada tahap memasuki alam pikiran orang lain, tetapi juga mengendalikannya hanya dengan kata-kata. Seorang
Mastermind yang sangat jenius.

Salah satu korbannya yang sekaligus adalah pasiennya sebagai dokter psikiatri rela menguliti kulit wajahnya sendiri dengan pecahan cermin hanya karena Lecter menyuruhnya. Dan Lecter memberikan potongan kulit wajah itu ke anjing sang pasien.
Pernah juga dia hanya membisikkan kata-kata kepada seseorang selama sepanjang malam tanpa melihat wajahnya. Dan orang tersebut keesokan paginya ditemukan telah tewas dengan cara menggigit dan menelan lidahnya sendiri.

Salah satu ciri khas dari Hannibal Lecter adalah kanibalisme. Itulah mengapa dia mendapat julukan
"Hannibal the Cannibal". Para korban Lecter umumnya kehilangan sebagian dari bagian/organ tubuhnya yang dapat dimakan. Lecter kemudian akan memasaknya menjadi berbagai macam masakan restoran kelas satu, entah sebagai konsumsi sendiri ataupun untuk disajikan kepada orang lain. Dan orang-orang yang pernah merasakan masakannya tidak ada yang pernah menyadari hal ini, selain berkomentar bahwa masakannya sangatlah lezat.

Suatu waktu Lecter pernah menyajikan makan malam kepada 3 orang. Dirinya sendiri, seorang agen FBI wanita yang telah tenggelam dalam persuasinya, dan seorang agen pria dari US Department of Justice. Menu utama dalam jamuan makan malam tersebut adalah otak dari sang agen pria yang diirisnya tipis-tipis secara bertahap setelah sebelumnya melakukan kraniotomi pada sang agen pria. Dan yang lebih mengagumkannya lagi, sang agen pria masih dalam keadaan sadar, tetapi delirium, saat pengirisan dan pemasakan otak dilakukan dilakukan secara perlahan. Sang agen baru tewas setelah Lecter menembaknya dengan sebuah
crossbow saat volume otak dalam tempurung kepalanya tinggal sedikit. Setelah itu Lecter menggunakan tempurung kepalanya sebagai tempat sampah untuk sisa makanan.

Di balik semua sifat dan kemampuannya yang mengerikan, tetapi sekali lagi, sekaligus mengagumkan tersebut, Lecter ternyata memiliki cita rasa yang sangat tinggi. Dia sangat menyukai keindahan dan membenci hal-hal jorok ataupun berkelas rendah. Seleranya akan barang-barang berkelas, makanan mahal dari restoran kelas satu, dan kesukaannya pada musik-musik klasik cukup dapat menunjukkan hal tersebut.

Saat seorang agen FBI wanita mencoba mewawancarainya, dia menolaknya mentah-mentah. Tetapi ketika agen FBI tersebut dilemparkan sperma oleh seseorang hingga mengenai wajahnya, Lecter segera bereaksi dengan berteriak memanggil wanita tersebut dan memberikan informasi yang dibutuhkannya. Dan keesokan harinya orang yang melemparkan sperma tersebut ditemukan telah tewas (dia orang yang disebutkan telah menelan lidahnya sendiri hanya oleh kata-kata Lecter). Ini merupakan suatu bentuk permintaan maaf dari Lecter kepada agen FBI tersebut, sekaligus menunjukkan kejijikannya pada hal-hal yang berselera rendah.

Dan satu lagi bukti dari sifatnya ini adalah saat suatu waktu Lecter pergi menonton konser musik dari Baltimore Philharmonic Orchestra. Saat mendengarkan musik itulah dia menyadari bahwa salah seorang pemain
flute dari orkestra tersebut bermain buruk dan merusak keindahan dari keseluruhan orkestra tersebut. Lecter kemudian menemukan bahwa pemain tersebut masuk ke orkestra itu melalui koneksi dan hampir pasti tidak dapat dikeluarkan. Lecter akhirnya membunuhnya dan menyajikan sebagian dari tubuhnya sebagai masakan berkelas tinggi kepada Dewan Orkestra dalam suatu jamuan makan malam di rumahnya. Lecter menyebutnya sebagai "Pelayanan terhadap Masyarakat yang Mengerti Musik".

Seorang inspektur polisi dari Perancis pernah mengatakan bahwa hati dari seorang yang bernama Hannibal Lecter telah mati. Yang tersisa adalah
Monster. Sedangkan seorang agen FBI wanita mengatakan bahwa tidak ada satupun kata yang tepay yang dapat menggambarkan seorang Hannibal Lecter.

Kombinasi yang kompleks antara kejeniusan luar biasa, sifat pembunuh, kanibalisme, dan cita rasa yang tinggi dari seorang Dr. Hannibal Lecter menjadikannya sebagai salah satu pribadi paling mengagumkan yang pernah ada.

Memorable Quote :

"A census taker once tried to test me. I ate his liver with some fava beans and a nice chianti"

"People don't always tell you what they are thinking. They just see to it that you don't advance in life"
"On a similar note I must confess to you, I'm giving very serious thought... to eating your wife"




2. John Kramer (a.k.a Jigsaw)



Tokoh yang satu ini mungkin adalah Masterwork terhebat yang pernah ada.
Kemampuannya untuk dapat memperkirakan pemikiran dan langkah apa yang akan diambil oleh seseorang, sehingga segala sesuatu akan sesuai dengan pemikirannya, sangatlah mengagumkan. Kemampuan ini sekaligus menjadi mengerikan karena dia mempergunakan kemampuan ini untuk membawa orang lain ke dalam suatu permainan. Bukan permainan biasa, melainkan permainan yang taruhannya adalah nyawa. Hidup atau Mati.

John Kramer sebenarnya bukanlah seorang yang memiliki kelebihan khusus, dalam arti hampir tidak memiliki keahlian suatu profesi khusus, kecuali satu, yaitu dalam bidang
engineering, terutama dalam merakit instrumen/alat-alat yang rumit. Dia bahkan adalah seorang pasien kanker stadium lanjut yang sudah tidak memiliki harapan untuk sembuh, sehingga ini membuatnya memiliki keterbatasan fisik. Secara umum dia tidak tampak sebagai seorang jenius, melainkan orang lemah. Tetapi kenyataannya, dia mampu membuat teror yang begitu dalam dan mengerikan kepada orang-orang di sekitarnya.

John sangat membenci orang-orang yang tidak menghargai kehidupannya sendiri ataupun kehidupan orang lain. Karena itu dia membenci para pembunuh, pemerkosa,
drug user, penipu, pelacur, orang yang berselingkuh, dan segala macam pelaku kejahatan lainnya. Dan meskipun bukan pelaku kejahatan, tetapi orang-orang yang pernah berniat untuk bunuh diri, orang yang hidup dalam dendam, dan orang-orang yang menyia-nyiakan hidupnya dengan cara lainnya, juga termasuk ke dalam daftar golongan orang-orang yang dibencinya. Dia merasa bahwa menyia-nyiakan kehidupan yang telah diberikan kepada seseorang, meskipun itu adalah kehidupannya sendiri, adalah sebuah hal yang menjijikkan.

Karena itulah John menghabiskan sisa hidupnya dengan merancang berbagai macam permainan (
game) maut yang diberikannya kepada orang-orang yang telah dia pilih dari golongan-golongan tersebut. Orang yang berhasil lolos dari game maut ini akan merasa diselamatkan dan menjadi lebih menghargai kehidupan, sedangkan orang yang gagal akan menghadapi konsekuensi terberat. Kematian. John menyebut ini sebagai "Rehabilitasi Instan".

Berikut adalah beberapa contoh
game yang pernah diciptakan oleh seorang John Kramer :

1. Reverse Bear Trap/Jaw Splitter

Seorang
drug user dipasangi sebuah instrumen pada kedua rahangnya. Instrumen ini bekerja seperti jebakan beruang yang bekerja dengan membuka dengan arah sebaliknya. Dalam waktu 60 detik, orang itu harus mencari kunci untuk membuka instrumen tersebut yang berada di dalam usus seseorang yang terbaring di ujung ruangan dan dikatakan telah mati. Bila dia terlambat, maka instrumen itu akan bekerja dan merobek rahangnya ke atas dan ke bawah.

2. Venus Fly-trap/Death Mask


Seorang informan yang hidup dari menjual rahasia-rahasia pribadi orang dipasangi sebuah instrumen pada lehernya. Instrumen ini berbentuk sebuah topeng besi yang membuka di depan dan di belakang dan di dalamnya terdapat banyak paku-paku berkarat. Dalam waktu 60 detik dia harus menemukan kunci untuk membuka instrumen itu. Bila terlambat topeng yang penuh paku itu akan menutup dengan keras. Kunci tersebut berada di balik mata kiri sang informan yang ditanamkan di sana melalui operasi beberapa jam sebelumnya. Dengan kata lain, dia harus mencongkel mata kirinya dengan pisau yang telah disediakan untuk mengambil kunci itu.
Dia harus mengorbankan indera yang digunakannya untuk melihat rahasia-rahasia pribadi seseorang agar tetap bisa hidup.

3. Needle Pit

Seorang drug user telah menghirup racun saraf yang akan membunuhnya dalam waktu tertentu. Untuk mendapatkan antidote-nya dia harus mencarinya di antara 12.000 jarum suntik bekas yang ditimbun ke dalam suatu lubang besar di lantai dalam keadaan terbuka. Hanya ada 1 jarum suntik di dalam lubang itu yang berisi antidote.

4. Wire-cage Trap/Razor Wire Trap

Seorang pria kelas menengah yang sebenarnya tidak kekurangan apapun, tetapi mencoba untuk menyayat pergelangan tangannya, sekarang harus membuktikan bahwa apakah dia benar-benar ingin mati atau hanya ingin menarik perhatian dengan perbuatannya itu. Dia diletakkan di sebuah sangkar besi penuh dengan kawat berduri. Dalam waktu 2 jam pintu di ruangan tempat sangkar besi itu akan terkunci dan mengurungnya untuk selamanya. Agar dapat keluar, dia harus melewati sangkar yang penuh kawat berduri itu, tidak bisa mundur ke belakang. Keironisan dari game ini adalah bila pria ini memang ingin mati, maka dia hanya perlu tetap diam di tempat hingga pintu terkunci, tetapi bila dia ingin tetap hidup, maka dia harus menyayat dirinya sekali lagi dengan kumpulan kawat berduri itu.

Beberapa game di atas hanyalah sebagian kecil dari banyak karya-karya besar yang telah dibuat oleh John. Kebanyakan dari game itu hanyalah potongan pertama dari plot yang lebih besar lagi.

Satu hal yang unik dari diri seorang John Kramer adalah secara teknis dia bukanlah seorang pembunuh. Dia hanya menempatkan orang-orang ke dalam suatu pilihan apakah mereka bersedia berkorban untuk hidup yang telah mereka sia-siakan dan hidup dengan lebih menghargainya, ataukah mereka memilih untuk mati. Mereka yang telah bersalah akan dipaksa untuk menghadapi tanggung jawab dari segala kesalahannya.
Ini menjadi semacam ujian sekaligus pelajaran dari John untuk mereka. Dan kenyataannya, banyak orang yang gagal dalam menjalani game tersebut dan akhirnya berakhir dalam kematian. Dengan kata lain, secara teknis mereka membunuh dirinya sendiri.

Dari setiap orang yang tewas karena gagal dalam menjalani game darinya, John selalu mengambil potongan kecil dari tubuh orang-orang tersebut dalam bentuk potongan Jigsaw Puzzle. John mengartikan ini sebagai simbol bahwa orang-orang tersebut telah kehilangan sebagian kecil dari dirinya yang membuat mereka menyia-nyiakan hidupnya. Hal inilah yang membuat John dijuluki sebagai "Jigsaw".

Satu hal yang lebih mengerikan sekaligus mengagumkan tentang diri seorang John Kramer adalah, karena dia tahu bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, dia telah menyiapkan semacam "warisan" kepada dunia apabila dia pada akhirnya meninggal. Dia meninggalkan para murid (
apprentice) yang akan terus menjalankan pekerjaan dan obsesinya setelah dia tiada. Para apprentice ini dipilih oleh John dari orang-orang yang berhasil "lulus" dan selamat dari game yang diciptakannya. Dan para apprentice ini memang menyebut John sebagai orang yang telah membuat mereka merasa hidup mereka memiliki arti lagi. Dengan kata lain John Kramer telah menyelamatkan hidup mereka yang sebelumnya disia-siakan. Dan itu membuat mereka merasa harus meneruskan pekerjaan seorang John Kramer.

Kehebatan seorang John Kramer dalam menciptakan berbagai game maut sebagai ujian yang dapat mengubah kehidupan seseorang untuk selamanya dan bagaimana dia dapat membuat orang-orang yang selamat dari game-nya justru merasa berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan hidup mereka, membuatnya layak untuk menyandang gelar "Jenius".



Memorable Quote :
"I want to play a game"
"Those who don't appreciate life, do not deserve life"
"How much blood will you shed to stay alive?"

3. The Joker



Dengan ekspresi wajah yang selalu tertawa dan keceriaan mengerikan yang ditunjukkannya saat melakukan segala kekejaman dari tangannya, tampaknya hanya ada satu kata yang dapat menggambarkan tokoh yang satu ini. Psikopat.

Joker memandang kejahatan dan pembunuhan sebagai sesuatu yang menyenangkan hatinya. Dia tidak pernah memiliki alasan jelas dalam setiap kejahatan yang diperbuatnya. Dia tidak mengejar uang, kekuasaan, dendam, ataupun yang lainnya. Suatu waktu Joker pernah merampok sebuah bank di pusat kota, menguras habis seluruh isi lemari besinya, dan pada akhirnya membakar seluruh uang yang didapatkannya. Joker memang tidak melakukannya demi uang, tetapi semata-mata demi memuaskan kesenangannya dalam melihat kekacauan.

Bila memang ada sesuatu yang dijadikan tujuannya dalam melakukan kejahatan, maka itu hanyalah satu hal. Anarki.

Joker adalah seorang pengidap skizofren. Ini membuatnya merasa bahwa segala apapun yang diperbuatnya adalah sesuatu yang benar. Seorang hero pernah mengatakan bahwa Joker selalu menemukan logika dan alasan untuk semua kejahatan yang diperbuatnya, meskipun semua itu hanya masuk akal untuk dirinya sendiri. Keadaan inilah yang membuat pembunuhan bagi Joker tidak berarti apa-apa.

Joker sama sekali tidak menghargai kehidupan. Dia dapat dengan mudahnya membunuh orang lain hanya karena alasan sepele. Bahkan seringkali dia membunuh sama sekali tanpa alasan apapun, hanya karena dia tiba-tiba menginginkannya saja. Ketidakpedulian Joker terhadap arti sebuah nyawa juga berlaku untuk dirinya sendiri. Ini membuatnya sama sekali tidak takut pada kematian. Akibatnya tidak ada satupun orang yang dapat mengancamnya baik secara fisik, maupun mental.

Yang lebih mengerikan lagi adalah Joker sama sekali tidak mempedulikan siapa saja yang jadi korban keinginan membunuhnya. Suatu kali Joker pernah menaruh bom berisi gas saraf mematikan di sebuah TK yang dipenuhi oleh anak-anak. Di lain waktu dia pernah meledakkan satu rumah sakit. Dan lebih jauh lagi, dia pernah menjatuhkan bayi dari seorang ibu ke lantai semen. Bayi itu selamat karena berhasil ditangkap oleh sang ibu, tetapi sang ibu sendiri tewas karena ditembak oleh Joker.

Bahkan di beberapa kesempatan, dia sama sekali tidak merasa bersalah membunuh para anak buahnya sendiri. Seringkali tanpa alasan sedikitpun. Tetapi hebatnya, Joker tidak pernah menemui kesulitan dalam merekrut para anak buah yang rela melakukan apa saja demi dirinya. Ini membuktikan bahwa dia juga memiliki kemampuan untuk mempersuasi orang lain.

Meskipun begitu, ada satu hal yang sangat disenangi Joker, lebih daripada berbuat kejahatan ataupun membunuh. Dia sangat senang menyiksa orang lain, tidak untuk membuatnya tewas, tetapi untuk membuatnya menjadi sama gilanya dengan dirinya. Joker selalu ingin membuktikan prinsipnya bahwa orang sebaik dan selurus apapun dapat menjadi gila setelah melalui "one really bad day".

Salah satu hasil yang mengagumkan dari "hobi"-nya ini adalah Joker mampu membuat seorang jaksa wilayah yang sebelumnya merupakan salah satu orang paling jujur dan paling lurus yang pernah ada, menjadi gila. Dia membunuh kekasih jaksa wilayah tersebut, menyebabkan separuh wajahnya menderita luka bakar berat, dan menyiksanya secara mental di rumah sakit. Akibatnya jaksa wilayah tersebut berakhir menjadi seorang villain psikopat seperti Joker.

Di balik semua kekejaman dan kegilaan di dalam dirinya, Joker juga memiliki kejeniusan yang mengagumkan. Di dalam otaknya tersimpan berbagai rencana-rencana kejahatan besar yang sangat jenius dan mengagumkan. Dia pernah membuat para anak buahnya yang merampok bank untuk saling membunuh dengan memberikan instruksi berbeda kepada masing-masing orang, sehingga akhirnya hanya tinggal dia sendiri yang menyimpan uangnya.

Lebih hebat lagi, entah bagaimana caranya, Joker pernah berhasil menjadi seorang pemimpin di suatu negara kecil dengan militer yang cukup kuat. Dan hasilnya dia membuat negara tersebut berperang dengan negara tetangga yang menyebabkan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya, sedangkan dia sendiri hanya menikmati menontonnya.

Kejeniusannya yang mengagumkan diimbangi oleh kegilaannya yang mengerikan menjadikan Joker sebagai pribadi yang sangat berbahaya. Bahkan para villain yang lain pun enggan (bila tidak bisa dikatakan takut) untuk berurusan dengan Joker. Salah satu villain pernah mengatakan bahwa bila mereka ingin menakut-nakuti antara sesama villain, maka mereka akan menceritakan lelucon tentang Joker.

Kombinasi unik antara kejeniusan dan kegilaan itulah yang membuat Joker menjadi villain terbesar dan terhebat yang pernah ada dalam dunia superhero.



Memorable Quote :
"Why so serious?"
"
I believe whatever doesn't kill you, simply makes you... Stranger"
"Wanna know how I got these scars?"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Well... I have present you three of the genius villains ever... But, this list doesn't stop here. I will give you all more of them in some other time...

"Every human has darkness lies inside their heart..."